Monday 11 September 2017

Asidenton (Gaya Bahasa Retoris)


Asidenton (Gaya Bahasa Retoris)

Asidenton adalah suatu gaya yang berupa acuan, yang bersifat padat dan mampat di mana beberapa kata, frasa, atau klausa yang sederajat tidak dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk-bentuk itu biasanya hanya dipisahkan saja dengan koma (Keraf, 2010: 131). Asidenton adalah semacam gaya bahasa yang berupa acuan padat dan mampat di mana beberapa kata, frase, atau klausa yang sederajat dihubungkan dengan kata sambung. Bentuk-bentuk tersebut biasanya dipisahkan saja oleh tanda koma (Tarigan, 2009: 136). Asidenton merupakan gaya bahasa yang seperti disejejerkan segaris dalam sebuah etalase tembus pandang, dan semuanya diperlakukan sama. Efeknya tidak hanya kelincahan berbahasa yang didapat, tetapi juga khalayak yang kelelahan disegarkan kembali perhatian dan motivasinya (Sumadiria, 2010: 170). Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa asidenton adalah gaya bahasa yang tidak menggunakan kata sambung namun menggunakan tanda koma sebagai penghubung antar kata, sehingga khalayak akan dengan cepat memaknakan dan mengikutinya.
Contoh:
  1. Raffi Ahmad, Luna Maya, Uya Kuya, Deddy Coubuzier adalah pembawa acara terbaik yang dimiliki Indonesia.
  2. Lomba balap karung, lomba kelereng, lomba memanjat pinang, lomba lari cepat, semua ada pada perayaan HUT RI di desa  Ciampela yang ke-47 ini. 
  3. Wanita pria, kaya miskin, tua muda, semuanya ikut serta dalam rangka hari kesehatan sedunia.
  4. Terserah padamu, kamu bilang aku liar, bandel, nakal, kekanakan, apalagi? Aku tak akan perduli.
  5. Pisau, garpu, sendok, meja, kursi, tempat tidur, adalah modal awal membangun sebuah kehidupan rumah tangga yang kecil dan bahagia.

Pada contoh 1) sampai 5) gaya bahasa asidenton ditandai dengan penggabungan beberapa kata tanpa menggunakan kata sambung, hanya menggunakan tanda koma.


EmoticonEmoticon