Pernah tidak kita
bertanya-tanya, apakah gaya bahasa itu hanya ada pada sastra? Bagaimana dengan
pidato? Berbicara di depan umum, apakah tidak menggunakan gaya bahasa? Nah..
Pertanyaan ini penting untuk dijawab sebelum kita masuk lebih dalam pada
pembahasan jenis-jenis gaya bahasa. Perlu kita ketahui bahwa ilmu yang mempelajari
tentang gaya bahasa dinamakan stilistika. Pada kajian stilistika, sejatinya
terdapat dua belah sisi gaya bahasa, yaitu gaya bahasa pada ranah sastra dan
gaya bahasa pada ranah retoris. Untuk lebih jelasnya perhatikan pembahasan yang
diperkuat dengan teori di bawah ini.
Pada umumnya kreatifitas dan
imajinasi, sistem konvensi, dan hubungannya dengan struktur sosiolkultural
secara keseluruhan dianggap sebagai ciri-ciri utama dalam rangka membedakan
antara style pada bahasa dan style pada sastra. Dengan demikian berbeda
stilistika pada bahasa dan stilistika pada sastra, pada analisis bahasa
mempertimbangkan keterkaitannya dengan konvensi sastra dan budaya. Stilistika
pada bahasa mengacu pada cara seseorang berbicara yang berkaitan dengan
struktur kalimat, pilihan kata atau diksi, langsung tidaknya makna, dan cara
berbicara seseorang tertanda pada nada suara. Hal ini terlihat jelas gaya
bahasa seseorang saat berbicara dapat menjadikan ciri khas atau penanda pribadi
orang tersebut. Melalui gaya bahasa seseorang menjadi khas dengan ciri
berbicara tertentu.
Hal ini tentu berbeda dengan
gaya bahasa pada sastra. Dikaitkan dengan aspek estetika, gaya bahasa pada
sastra merupakan permainan kata, permainan bunyi seperti sajak, dan semua
bentuk penggunaan bahasa seperti majas tetapi yang kemudian tujuan akhir
“permainan” adalah aspek keindahan, didukung pesan-pesan yang terkandung di
dalamnya (Ratna, 2013: 147-154). Gaya bahasa pada sastra juga dapat
digunakan sebagai penanda pribadi yang dapat dilihat dari segi dominan sajak
pribadi seorang penyair yang terlihat pada sajak-sajak pengarang (Junus, 1989:
20).
EmoticonEmoticon